Memohon Husnul Khatimah

"Seseorang Muslim harus selalu memohon agar Allah S.w.t mewafatkannya dalam Husnul Khatimah"


Hendaklah kita memperbanyak mengucap puji dan syukur kepada Allah Ta’ala atas nikmat Islam. Kalaulah ditakdirkan bahwa Allah mengaruniakan dunia dan seisinya kepada seorang hamba, tetapi tiada dikaruniakan-Nya Islam, niscaya segala karunia itu akan menjadi bencana baginya, sebaliknya pula, kalaulah Allah mengaruniakannya Islam, tetapi tiada diberikan-Nya dunia, maka yang demikian itu tiadalah akan membahayakannya, sebab orang yang pertama tadi jika mati tempatnya di neraka, sedangkan orang yang kedua, jika wafat tempatnya di syurga.

Oleh sebab itu hendaklah kita senantiasa merasa takut akan Su'ul Khatimah itu, karena tidak mustahil Allah bisa merubah qalbu hamba-Nya. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia sukai, dan menyesatkan pula siapa yang Dia mau.

Dalam sebuah Hadits shahih, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wasallam telah bersabda:

والذي لا إله غيره, إن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة, حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع, فيسبق عليه الكتاب, فيعمل بعمل أهل النار فيدخلها, وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار, حتى ما يكون بينه وبينها إلا ذراع, فيسبق عليه الكتاب, فيعمل بعمل أهل الجنة فيدخلها.

“Bahwasanya Dia lah Tuhan, tiada Tuhan lain melainkan Dia. Adalah seseorang kamu akan beramal dengan amalan ahli syurga, sehingga jarak antaranya dengan syurga itu hanya sehasta saja, tiba-tiba kitabnya telah mendahuluinya lalu ia pun beramal dengan amalan ahli neraka, maka ia akan masuk ke dalam neraka. Dan adalah seseorang kamu akan beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga jarak antaranya dengan neraka itu hanya sehasta saja, tiba-tiba kitabnya telah mendahuluinya lalu ia pun beramal dengan amalan ahli syurga, maka ia akan masuk syurga.”.

Hadits tersebut merupakan peringatan terutama bagi ahli takwa dan orang-orang yang lurus perjalanannya. Terlebih lagi kepada orang-orang yang masih sering lalai dan keliru dalam urusan agamanya.

Sebahagian salaf shaleh berkata: "Demi Allah, tiada seorang pun akan selamat dalam agamanya, apabila ia disesatkan oleh Allah, niscaya ia akan tersesat". Lantaran itulah para ahli takwa senantiasa hidup dalam kewaspadaan, kalau-kalau mereka kelak diwafatkan di dalam Su'ul-khatimah, meskipun amal bakti mereka dirasakan telah baik dan perbuatan dosa mereka sangat sedikit.

Sebagian mereka pernah berkata: "Kiranya aku diberi pilihan antara mati dalam Islam di pintu kamar dengan mati syahid di pintu rumah (pintu ruang tamu), niscaya aku pilih mati dalam Islam di pintu kamar daripada mati syahid di pintu rumah, karena aku masih ragu apa yang akan terlintas di hatiku nanti, ketika aku dalam perjalanan antara pintu kamar dengan pintu rumah".

Seorang shaleh berkata kepada rekan-rekannya: "Apabila telah tiba ajalku kelak, hendaklah kamu duduk di kepalaku dan memperhatikan kiranya aku mati di dalam Islam atau tidak. Andaikata kamu dapati aku mati dalam Islam, maka ambillah barang-barang peninggalanku dan jual semuanya. Kemudian dari hasilnya belilah gula-gula dan buah-buahan dan bagi-bagikan kepada anak-anak. Andaikata kamu dapati aku mati dalam selain Islam, maka engkau beritahukan orang-orang yang ingin menshalati jenazahku supaya mereka mengetahui keadaan matiku sebelum shalat mayyit".

Sebelumnya orang shaleh tersebut telah mengajarkan rekan-rekannya akan tanda-tanda agar mereka bisa membedakan antara kedua mati itu. Berkata rekannya setelah orang shaleh itu meninggal dunia: Aku telah mendapatinya mati di dalam Islam! Maka ia pun melaksanakan wasiat orang shaleh tersebut dengan bersedekah kepada anak-anak.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Sumber: www.alfachriyah.org

Baca juga: Perindu Husnul Khatimah
Previous
Next Post »